kekasihnya itu, sehingga terjalin hubungan yang harmonis diantara keduanya. Begitu pula
hubungan hamba dan Tuhannya, akan terajut hubungan indah jika si hamba bisa memahami
“perasaan” Tuhannya.
Bahwa Allah adalah pemilik dan pemberi cinta, yang dalam cinta-Nya pun ada perasaan –
perasaan yang selalu mengikuti perasaan cinta, seperti cemburu, ingin dipuji, memberi dan
memaafkan. Hal tersebut dipaparkan oleh Rasulullah saw saat mengomentari kecemburuan
Sa’ad bin Ubadah yang dituturkan oleh Al Mughirah, “Sa’ad bin Ubadah berkata, ‘Jika aku
melihat ada seorang laki – laki berada bersama istriku, maka aku pukul dia dengan bagian
pedang yang tajam.’ Maka perkataannya ini disampaikan kepada Rasulullah saw, hingga
Rasulullah saw menjawab, ‘Apakah kalian merasa heran dengan rasa cemburu Sa’ad? Demi
Allah, aku memiliki rasa cemburu yang lebih besar darinya. Allah memiliki rasa cemburu yang
lebih besar dariku. Akibat rasa cemburu-Nya tersebut, Dia haramkan berbagai perkara yang
keji, baik yang terang – terangan, maupun yang tersembunyi. Tidak ada seorangpun yang dapat
mengalahkan rasa suka Allah terhadap permohonan maaf. Oleh karena itu, Dia utus orang yang
membawa kabar yang menggembirakan dan yang membawa peringatan. Tidak ada seorang pun
yang lebih menyukai pujian dibandingkan Allah. Oleh karena itu, Allah menjanjikan surga.’” (HR
Bukhari)
Rasa cinta Allah adalah cinta yang sebenar – benarnya cinta. Cinta yang selalu memberi dan
memberi. Cinta yang tak mengharap balas karena Maha Suci Allah dari membutuhkan apapun
dari makhluk-Nya. Kesetiaan dan pengkhianatan hamba-Nya tidak akan menambah dan
mengurangi keagungan-Nya. Seluruh cinta Allah adalah untuk kebahagiaan hamba – hamba-
Nya semata. Begitu pula rasa yang ada di dalam cinta itu, semua untuk kemaslahatan hamba –
hamba-Nya.
Allah cemburu pada hamba-Nya yang melakukan perbuatan keji…berpaling hati kepada setan…
menuruti bujuk rayu hawa nafsu, bukan karena Allah takut atau rugi tidak dicintai oleh hamba-
Nya tapi agar hamba yang dicintai-Nya tersebut tidak terpisah dari rahmat-Nya dan terjerumus
ke jurang kehancuran bersama setan.
Kendati demikian, ketika hamba ini sadar akan pengkhianatan yang dia lakukan dan ingin
kembali ke pelukan Allah, Allah pun menyediakan pengampunan yang sangat luas dan pasti
menerima cintanya kembali. Bahkan sekalipun si hamba ini berkali – kali berkhianat…berkali –
kali meminta maaf, tetap akan dimaafkan dan diterima.
Pujian adalah adab dalam percintaan. Hubungan percintaan menjadi primitif tanpa pujian.
Diantara puji – pujian yang disukai Allah adalah kalimat paling romantis “Laa ilaha illallah”.
Dalam romantisme percintaan manusia kalimat itu bisa dimaknai sebagai “aku hanya
mencintaimu”. Dan masih banyak ucapan pujian lainnya yang bisa di haturkan kehadirat Allah
swt sebagai tanda cinta dan syukur kita.
Akhirnya, jika saat ini anda mengaku mencintai Allah, maka menjadi kewajiban anda menjaga
perasaan Allah, jika tidak maka berhati – hatilah karena Allah bisa memutuskan hubungan
juga :)
Allah cmburu pada kasih sayang yaakob pada yusoff maka Allah pisahkan mereka u seketika waktu
BalasPadamAllah juga cemburu pada kasih syg ibrahim pada ismail amka diperinahkan untuk sembelih,namun diganti dengan kibash kerana ketaatan ibrahim...