Rabu, 25 November 2009

cemburu,cinta, maaf..


Oleh Asa Maliki

Pecinta yang memahami perasaan kekasihnya akan tahu bagaimana caranya memperlakukan

kekasihnya itu, sehingga terjalin hubungan yang harmonis diantara keduanya. Begitu pula

hubungan hamba dan Tuhannya, akan terajut hubungan indah jika si hamba bisa memahami

“perasaan” Tuhannya.
Bahwa Allah adalah pemilik dan pemberi cinta, yang dalam cinta-Nya pun ada perasaan –

perasaan yang selalu mengikuti perasaan cinta, seperti cemburu, ingin dipuji, memberi dan
memaafkan. Hal tersebut dipaparkan oleh Rasulullah saw saat mengomentari kecemburuan

Sa’ad bin Ubadah yang dituturkan oleh Al Mughirah, “Sa’ad bin Ubadah berkata, ‘Jika aku

melihat ada seorang laki – laki berada bersama istriku, maka aku pukul dia dengan bagian
pedang yang tajam.’ Maka perkataannya ini disampaikan kepada Rasulullah saw, hingga

Rasulullah saw menjawab, ‘Apakah kalian merasa heran dengan rasa cemburu Sa’ad? Demi

Allah, aku memiliki rasa cemburu yang lebih besar darinya. Allah memiliki rasa cemburu yang

lebih besar dariku. Akibat rasa cemburu-Nya tersebut, Dia haramkan berbagai perkara yang

keji, baik yang terang – terangan, maupun yang tersembunyi. Tidak ada seorangpun yang dapat

mengalahkan rasa suka Allah terhadap permohonan maaf. Oleh karena itu, Dia utus orang yang

membawa kabar yang menggembirakan dan yang membawa peringatan. Tidak ada seorang pun

yang lebih menyukai pujian dibandingkan Allah. Oleh karena itu, Allah menjanjikan surga.’” (HR


Bukhari)


Rasa cinta Allah adalah cinta yang sebenar – benarnya cinta. Cinta yang selalu memberi dan

memberi. Cinta yang tak mengharap balas karena Maha Suci Allah dari membutuhkan apapun

dari makhluk-Nya. Kesetiaan dan pengkhianatan hamba-Nya tidak akan menambah dan

mengurangi keagungan-Nya. Seluruh cinta Allah adalah untuk kebahagiaan hamba – hamba-

Nya semata. Begitu pula rasa yang ada di dalam cinta itu, semua untuk kemaslahatan hamba –

hamba-Nya.
Allah cemburu pada hamba-Nya yang melakukan perbuatan keji…berpaling hati kepada setan…

menuruti bujuk rayu hawa nafsu, bukan karena Allah takut atau rugi tidak dicintai oleh hamba-

Nya tapi agar hamba yang dicintai-Nya tersebut tidak terpisah dari rahmat-Nya dan terjerumus

ke jurang kehancuran bersama setan.
Kendati demikian, ketika hamba ini sadar akan pengkhianatan yang dia lakukan dan ingin

kembali ke pelukan Allah, Allah pun menyediakan pengampunan yang sangat luas dan pasti

menerima cintanya kembali. Bahkan sekalipun si hamba ini berkali – kali berkhianat…berkali –

kali meminta maaf, tetap akan dimaafkan dan diterima.
Pujian adalah adab dalam percintaan. Hubungan percintaan menjadi primitif tanpa pujian.

Diantara puji – pujian yang disukai Allah adalah kalimat paling romantis “Laa ilaha illallah”.

Dalam romantisme percintaan manusia kalimat itu bisa dimaknai sebagai “aku hanya

mencintaimu”. Dan masih banyak ucapan pujian lainnya yang bisa di haturkan kehadirat Allah

swt sebagai tanda cinta dan syukur kita.

Akhirnya, jika saat ini anda mengaku mencintai Allah, maka menjadi kewajiban anda menjaga

perasaan Allah, jika tidak maka berhati – hatilah karena Allah bisa memutuskan hubungan

juga :)

1 ulasan:

  1. Allah cmburu pada kasih sayang yaakob pada yusoff maka Allah pisahkan mereka u seketika waktu
    Allah juga cemburu pada kasih syg ibrahim pada ismail amka diperinahkan untuk sembelih,namun diganti dengan kibash kerana ketaatan ibrahim...

    BalasPadam