Jumaat, 22 Oktober 2010

kematian Qalbu

(alm) Ust. Rahmat Abdullah

Kematian Hati

[pol]Banyak orang tertawa tanpa (mau) menyadari sang maut sedang mengintainya.

Banyak orang cepat datang ke shaf shalat layaknya orang yang amat merindukan kekasih. Sayang ternyata ia datang tergesa-gesa hanya agar dapat segera pergi.

Seperti penagih hutang yang kejam ia perlakukan Tuhannya. Ada yang datang sekedar memenuhi tugas rutin mesin agama. Dingin, kering dan hampa, tanpa penghayatan. Hilang tak dicari, ada tak disyukuri.

Dari jahil engkau disuruh berilmu dan tak ada idzin untuk berhenti hanya pada ilmu. Engkau dituntut beramal dengan ilmu yang ALLAH berikan. Tanpa itu alangkah besar kemurkaan ALLAH atasmu.

Tersanjungkah engkau yang pandai bercakap tentang keheningan senyap ditingkah rintih istighfar, kecupak air wudlu di dingin malam, lapar perut karena shiam atau kedalaman munajat dalam rakaat-rakaat panjang.

Tersanjungkah engkau dengan licin lidahmu bertutur, sementara dalam hatimu tak ada apa-apa. Kau kunyah mitos pemberian masyarakat dan sangka baik orang-orang berhati jernih, bahwa engkau adalah seorang saleh, alim, abid lagi mujahid, lalu puas meyakini itu tanpa rasa ngeri.

Asshiddiq Abu Bakar Ra. selalu gemetar saat dipuji orang. "Ya ALLAH, jadikan diriku lebih baik daripada sangkaan mereka, janganlah Engkau hukum aku karena ucapan mereka dan ampunilah daku lantaran ketidaktahuan mereka", ucapnya lirih.

Ada orang bekerja keras dengan mengorbankan begitu banyak harta dan dana, lalu ia lupakan semua itu dan tak pernah mengenangnya lagi. Ada orang beramal besar dan selalu mengingat-ingatnya, bahkan sebagian menyebut-nyebutnya. Ada orang beramal sedikit dan mengklaim amalnya sangat banyak. Dan ada orang yang sama sekali tak pernah beramal, lalu merasa banyak amal dan menyalahkan orang yang beramal, karena kekurangan atau ketidaksesuaian amal mereka dengan lamunan pribadinya, atau tidak mau kalah dan tertinggal di belakang para pejuang. Mereka telah menukar kerja dengan kata.
Dimana kau letakkan dirimu?
Saat kecil, engkau begitu takut gelap, suara dan segala yang asing. Begitu kerap engkau bergetar dan takut.

Sesudah pengalaman dan ilmu makin bertambah, engkaupun berani tampil di depan seorang kaisar tanpa rasa gentar. Semua sudah jadi biasa, tanpa rasa.
Telah berapa hari engkau hidup dalam lumpur yang membunuh hatimu sehingga getarannya tak terasa lagi saat ma'siat menggodamu dan engkau meni'matinya?

Malam-malam berharga berlalu tanpa satu rakaatpun kau kerjakan. Usia berkurang banyak tanpa jenjang kedewasaan ruhani meninggi. Rasa malu kepada ALLAH, dimana kau kubur dia ?

Di luar sana rasa malu tak punya harga. Mereka jual diri secara terbuka lewat layar kaca, sampul majalah atau bahkan melalui penawaran langsung. Ini potret negerimu : 228.000 remaja mengidap putau. Dari 1500 responden usia SMP & SMU, 25 % mengaku telah berzina dan hampir separohnya setuju remaja berhubungan seks di luar nikah asal jangan dengan perkosaan. Mungkin engkau mulai berfikir "Jamaklah, bila aku main mata dengan aktifis perempuan bila engkau laki-laki atau sebaliknya di celah-celah rapat atau berdialog dalam jarak sangat dekat atau bertelepon dengan menambah waktu yang tak kauperlukan sekedar melepas kejenuhan dengan canda jarak jauh" Betapa jamaknya 'dosa kecil' itu dalam hatimu.

Kemana getarannya yang gelisah dan terluka dulu, saat "TV Thaghut" menyiarkan segala "kesombongan jahiliyah dan maksiat"?

Saat engkau muntah melihat laki-laki (banci) berpakaian perempuan, karena kau sangat mendukung ustadzmu yang mengatakan " Jika ALLAH melaknat laki-laki berbusana perempuan dan perempuan berpakaian laki-laki, apa tertawa riang menonton akting mereka tidak dilaknat ?"
Ataukah taqwa berlaku saat berkumpul bersama, lalu yang berteriak paling lantang "Ini tidak islami" berarti ia paling islami, sesudah itu urusan tinggallah antara engkau dengan dirimu, tak ada ALLAH disana?
Sekarang kau telah jadi kader hebat.
Tidak lagi malu-malu tampil.

Justeru engkau akan dihadang tantangan: sangat malu untuk menahan tanganmu dari jabatan tangan lembut lawan jenismu yang muda dan segar. Hati yang berbunga-bunga didepan ribuan massa.

Semua gerak harus ditakar dan jadilah pertimbanganmu tergadai pada kesukaan atau kebencian orang, walaupun harus mengorbankan nilai terbaik yang kau miliki. Lupakah engkau, jika bidikanmu ke sasaran tembak meleset 1 milimeter, maka pada jarak 300 meter dia tidak melenceng 1 milimeter lagi ? Begitu jauhnya inhiraf di kalangan awam, sedikit banyak karena para elitenya telah salah melangkah lebih dulu.

Siapa yang mau menghormati ummat yang "kiayi"nya membayar beberapa ratus ribu kepada seorang perempuan yang beberapa menit sebelumnya ia setubuhi di sebuah kamar hotel berbintang, lalu dengan enteng mengatakan "Itu maharku, ALLAH waliku dan malaikat itu saksiku" dan sesudah itu segalanya selesai, berlalu tanpa rasa bersalah?

Siapa yang akan memandang ummat yang da'inya berpose lekat dengan seorang perempuan muda artis penyanyi lalu mengatakan "Ini anakku, karena kedudukan guru dalam Islam adalah ayah, bahkan lebih dekat daripada ayah kandung dan ayah mertua" Akankah engkau juga menambah barisan kebingungan ummat lalu mendaftar diri sebagai 'alimullisan (alim di lidah)? Apa kau fikir sesudah semua kedangkalan ini kau masih aman dari kemungkinan jatuh ke lembah yang sama?

Apa beda seorang remaja yang menzinai teman sekolahnya dengan seorang alim yang merayu rekan perempuan dalam aktifitas da'wahnya? Akankah kau andalkan penghormatan masyarakat awam karena statusmu lalu kau serang maksiat mereka yang semakin tersudut oleh retorikamu yang menyihir ? Bila demikian, koruptor macam apa engkau ini? Pernah kau lihat sepasang mami dan papi dengan anak remaja mereka.
Tengoklah langkah mereka di mal. Betapa besar sumbangan mereka kepada modernisasi dengan banyak-banyak mengkonsumsi produk junk food, semata-mata karena nuansa "westernnya" . Engkau akan menjadi faqih pendebat yang tangguh saat engkau tenggak minuman halal itu, dengan perasaan "lihatlah, betapa Amerikanya aku".
Memang, soalnya bukan Amerika atau bukan Amerika, melainkan apakah engkau punya harga diri.
Mahatma Ghandi memimpin perjuangan dengan memakai tenunan bangsa sendiri atau terompah lokal yang tak bermerk. Namun setiap ia menoleh ke kanan, maka 300 juta rakyat India menoleh ke kanan. Bila ia tidur di rel kereta api, maka 300 juta rakyat India akan ikut tidur disana.

Kini datang "pemimpin" ummat, ingin mengatrol harga diri dan gengsi ummat dengan pameran mobil, rumah mewah, "toko emas berjalan" dan segudang asesori. Saat fatwa digenderangkan, telinga ummat telah tuli oleh dentam berita tentang hiruk pikuk pesta dunia yang engkau ikut mabuk disana. "Engkau adalah penyanyi bayaranku dengan uang yang kukumpulkan susah payah. Bila aku bosan aku bisa panggil penyanyi lain yang kicaunya lebih memenuhi seleraku

Khamis, 21 Oktober 2010

Iman..tolong jaga saya,insyaAllah saya jaga kamu..


Dengan nama Allah,
ar-Rahman,ar-Raheem..

"tank petrol kosong kita isi dengan minyak"
"perut kita kosong kita isi dengan makanan"
"jiwa kita kosong kita isi dengan apa??...
I.M.A.N

Senang sungguh kita berteorikan kata2, tapi praktikalnya 0..sdih3x ;''(.
Bila imbau balik zaman jatuh cinta dengan iman, manisnya rasa hidup bertuhan.
kemana-mana pun jadi kuat kerana iman, sanggup tinggal & ditinggalkan sebab apa?
sebab baru dapat rasa "halawatul iman" & xhairan dah "halawa tepi jalan"..
hari-hari rasa bangga sebab jalan seiringan dengan iman, bila dengan iman
hati x kosong,Allah pun suka..mulut x habis-habis memuji,segala kata-kata cinta diluah
xkira masa xkira tempat..indahnya iman saat ia didalam dada..setiap hari x lokek bertanya
khabar tentangnya & bimbang"apa khabar iman hari ini?..sihat kah dia?bimbang jika
iman disakiti ataupun merajuk pergi..

aku bermonolog dalaman
"alangkah bahagianya jika aku dapat melihat iman waktu itu,
tentu keadaannya segak & gagah ,tersenyum & bahagia melihat aku,
mengenakan pakaian yang putih bersih & sentiasa menemani aku,
dikala diriku bersama Rabb, imanlah pendamping setia,dialah mencurahkan
haruman & menyanggulkan bunga takwa kepada ku,mengenakan mahkota
ikhlas untuk aku bersujud merendah dihadapan Allah s.w.t,
dikeheningan malam,iman sentiasa membuatku resah untuk tidur,
tapi berjaya buatku tenang setelah kembali menangisi dosa-dosaku,
bertapa sayangnya iman padaku,bertapa lembut & manjanya iman padaku,
sungguh penyayang iman waktu itu menjaga & melindungi ku,menghiasi peribadiku..

kini setelah tertitik satu tompok hitam,hatiku kelabu & kian kelabu..
aku bermonolog lagi,
"iman..dimana iman, kenapa iman x teman saya lagi?..kenapa saya selalu resah?
iman..iman xsayang saya lagi? iman kata nak teman saya lagi..namu tiada jawapan
yang aku dengar..tapi, tiba2 hati aku diketuk.."tuk,tuk,tuk.."aku tersentap
aku terpana terlihat sesuatu yang sangat menyayat hati..terlihat aku akan iman
yang sudah lama tidak bersama,yang menghilang disaat aku ditemani hawa nafsu,
Iman datang kepadaku, kali ini ia menangis,keadaan sudah tidak seperti dulu,
kusut, masai,kurus ..pakaiannya compang-camping..aku resah..lalu bertanya
kenapakah denganmu iman? siapa yang melakukan ini padamu?iman tunduk &sedih
bicaranya bisu..lalu aku memaksa, "iman ceritakan padaku"aku memaksa..
dengan sayu iman memandang wajahku, iman meletakkan tanganku didadaku,
"tanyalah jiwamu siapakah yang telah menawan hatimu??dia atau aku"..
aku tertunduk malu,sedih & kesal..rupanya setitik tompok hitam sudah menguasai aku
ianya telah membesar dengan pantas seperti sel kanser yang telah mnyerap semua
kemanisan iman, mencampakkan iman keluar dari hati..yaAllah.h ighfirly..
kasihan iman..maafkan saya iman, saya tidak sempurna, saya dah menduakan kamu..
iman..saya masih sayangkan kamu..terimalah saya kembali..peliharalah saya kembali,
temani saya pada malam ini & seterusnya..tetaplah disini untuk selamanya..sy perlukan
kamu..iman..kaulah kunci cinta ku pada Allah& Rasulullah..izinkan aku untuk menyubur & menyemaimu kembali.."maafkan saya iman"..aku sudah sedar akulah yang menjadikan iman sebegitu rupa..akulah yang menjadi punca kekalahannya..sayuu..

Buat iman,
Iman jadilah pahlawan sejati itu kembali,agar sama-sama dapat kita tupaskan "dajjal" & angkatannya..supaya ruang kecil dihati ini dipenuhi dengan dirimu..kerna cinta kita akan bersatu atas redha Ilahi..kerna cita kita untuk membebaskan Aqsa & merealisasikan kata-kata Rasulullah pasti terlaksana andai kita kembali menyatu..kali ni jangan lepaskan ikatan ini ya..
genggam saya seerat-eratnya..jika saya jatuh,bangkitkan saya..bila saya dah mati..minta tolong bawakan amal terbaik& temankan saya ya..semoga Allah merahmati kita..

P/s: iman nanti tolong jaga ana ya,insyaAllah ana akan jaga kamu :)


cinta ku selepas Rasulullah(kasih ibu)

Mak...
Terlalu bosan rasanya duduk membilang hari...
Dah hampir sepuluh bulan mak pergi
Rasanya baru semalam mak peluk kiter kan sejuk syahdu masih terasa lagi nih...

Mak tau tak...
itu lah pertama kali mak peluk anak mak yang nakal ni sejak kiter dewasa...
dan itu juga terakhir kalinya
Emmmm...rupanya mak dah tau mak nak pergi jauh...
nak tinggal kan anak-anak mak... nak tinggal kan dunia fana ni...

Mak macam dah sedia...
Seminggu sebelum tu...
Mak dah menganyam tikar mengkuang 3 helai...
Akak kata sampai ke pagi mak anyam tikar tuu...
Tanpa rasa mengantuk, tanpa rasa letih...
Kakak pun rasa hairan...
Mak tak penah buat gitu...

Pastu mak pasang radio kecil di sebelah mak...
Tapi mak seolah-olah tak sedar bahawa rancangan radio tu siaran siam ...
Kengkadang siaran indonesia ...
Mak terus tekun menganyam...
Rupanya tikar yang telah mak siapkan tu di gunakan untuk mengiringi mak ke kuburan...

Pastu mak sapu sampah sekeliling rumah bersih-bersih...
Pastu mak jemur karpet-karpet. ..
Pastu mak ubahkan sofa ke tempat lain..
Mak biarkan ruang tu kosong..
Rupanya kat situ jenazah mak diletakkan...

Paling menarik sekali mak bagitau kat maner sume duit dan barang kemas mak..
Ada kat dalam almari...
Ada kat dalam dalam beg...
Ada dalam ASB...
Ada kat dalam Tabung Haji..
Mak cakap tak berapa cukup lagi...
Ada kat dalam gulung tikar...

Masa tu mak perasan takk..??
Kiter gelak sakan bila mak bagitau duit dalam gulung tikar...
Kiter kata mak ni memang pesenn lama laaa...
Mak cuma gelak jer...
Eeemmm..bahagiaa nya saat ituu...

Mak... Hari tu hari sabtu 18 Ogos 1999 pukul 3 petang mak tiba-tiba sakit perut...
Bila malam tu kiter sampai dari KL...
Mak dah dalam kesakitan.
Akak dan abang kat kampong semua dah pujuk...
Mak tetap takmau pi hospital...
Dan cuma tinggal giliran kiter sahaja yang belum pujuk..
Mak kata mak takmau duduk dalam hospital...
Tapi kiter berkeras juga pujuk..
Nanti di hospital ada doktor...
Ada ubat untuk mak..
Kat rumah kami hanya mampu sapu minyak dan urut jer...

Mak tetap tak bersetuju...
Mak memang degil..
Tak salah, anak mak yang ni pon mengikut perangai mak tu..
Tapi akhirnya bila melihat keadaan mak makin teruk...
Mak sakit perut sampai nak sentuh perut mak pon sakit
Kami adik beradik sepakat hantar juga mak ke hospital...

Mak...
Ampunkan kami semua...
Kami nak mak sehat...
Kami sayang mak...
Kami tak mau mak sakit...
Kami terpaksa juga hantar mak ke hospital...
Ampunkan kami yer mak...

Mak... Malam itu abang bawa mak ke hospital
Dan itu lah pertama dan terakhir kali mak naik kereta kiter...
Masih terbayang betapa ceria dan gembiranya mak
Kiter kata nak beli kereta...
Mak asyik tanya ajer..
Cukup ker duit..
Kiter jawab pula...
Kalau tak cukup, mak kan banyak duit...
Mak gelak ajerr...

Lepas tu bila kereta kiter sampai...
Mak buat kenduri kesyukuran...
Dan kiter masih ingat lagi...
Bila kiter eksiden terlanggar Ah-Chong naik motor...
Punya la kiter takut...
Kiter warning kakak kiter jangan sesekali bgtau kat mak...
Bila balik sahaja kampong...
Kiter cepat-cepat simpan keta dalam garaj...
Tapi mak perasan juga bumper depan kemek...
Mak tanya kenapa...?
Selamba jerr kiter jawab terlangar pokok bunga...

Mak...
Tujuan kiter menipu tu supaya mak tak risau...
Maafkan kiter kerana sampai mak pergi mak tak tau hal sebenar...
Mak, kiter menipu mak kan ...
Ampon kan kiter...

Mak...
Jam 4.30 pa gi 19 Ogos 2006
Bila tiba aja kat hospital...
Nurse tengah balut mak dengan kain putih...
Mak mesti nampak kiter jatuh terduduk di lantai hospital...
Mesti mak nampak abang cium dahi mak...
Mesti mak nampak akak baca doa untuk mak...
Mesti mak nampak adik terduduk kat kerusi kat sudut itu...
Mesti mak nampak semua tu kann... kann... kannn...

Mak tau tak...
Pagi tu balik dari hospital jam 5.20 pagi kiter mamandu dalam keadaan separuh sedar...
Adik kat sebelah diam melayan perasann...
Kenangan bersama mak berputar dalam kepala ini...
Jalan di depan terasa makin kelam...
Airmata dah tak mampu di tahan...
Masa tu seandainya apa-apa terjadi di jalan itu kiter rela...
Namun alhamdulillah akhirnya kiter sampai juga...
Di sebab kan pagi masih awal, jadi jalan tu lenggang..
Kosong...sekosong hati ini...
Sepanjang perjalanan terasa kedinginan subuh itu lain benar suasananya...
Terasa syahdu dan sayu...dinginnnn...

Mak...
Kiter masih ingat lagi...
Kiter baca AlQuran kat tepi mak temankan mak...
Jam 11.00 pagi mak di mandi kan ...
Anak2 mak yang pangku masa mak mandi...
Mak mesti rasa betapa lembut nya kami mengosok seluruh tubuh mak...
Kiter gosok kaki mak perlahan lahan...
Mak perasan tak...?

Makcik yang mandikan mak tu pujuk kiter...
Dia kata... "dikk...jangan nangis... kalau sayang mak jangan buat gitu... jangan nangis ya.."
Bila makcik tu kata gitu...
Lagi laaaa... laju airmata ni..
Tapi kiter kawal supaya tak menitik atas mak...

Mak...
Sampai takat ini surat ni kiter tulis...
kiter nangis ni...
Ni kat dlm bilik...baru pukul 4.00 pagi...
Takder orang yang bangun lagi...
Kiter dengar nasyid tajuk "anak soleh" kiter sedih...
Kiter rindu kat mak..!
Takpa la...
Nanti bila kita selesai sembanyang subuh,
Kiter baca yassin untuk mak...
Mak tunggu ya..!

Mak..
Sebelum muka mak di tutup buat selamanya...
Semua anak-anak mak mengelilingi mak...
Menatap wajah mak buat kali terakhir...
Semua orang kata mak seolah-olah senyum aja...
Mak rasa tak...
Masa tu kiter sentuh dahi mak...
Kiter rasa sejukkkk sangat dahi makk...
Kiter tak mampu nak cium mak...
Kiter tak daya...
Kiter tuliskan kalimah tauhid kat dahi mak dengan air mawar...
Airmata kiter tak boleh tahan...
Mak mesti ingat kan yang anak mak ni jadi imam solat jenazah untuk mak...
Tapi kite suruh tok imam bacakan doa sebab kite sebak...

Jam 12 tengahari mak diusung keluar dari rumah...
Akak pula dah terkulai dlm pelukan makcik...
Badan akak terasa panas...
Makk...
Anak mak yang seorang tu demam...

Mak tauu...
Cuma akak sorang saja anak mak yang tak mengiringi mak ke tanah perkuburan.. .

Mak... Hari-hari ku lalui tanpa kewujudan mak lagi...
Begitu terasa kehilangan mak...
Boleh kata setiap malam selepas maghrib anak mak ini berendam airmata...
Dan sampai satu tahap...
Masa tu malam jumaat selepas maghrib...
Selepas kiter baca yassin ngan kawan-kawan...
Entah kenapa biler kat bilik kiter keluarkan gambar-gambar mak pastu apa lagi...
Semakin kiter tenung terasa semakin sayu...
Tangisan tak dapat dibendung...

Mak tauu...
Kiter cuba bertahan...
Memujuk diri sendiri tapi tak juga reda...
Kiter rasa nak telefon mak...
Nak cakap dengan mak...
Anak mak yang ni dah tak betul kan ...????
Dan akhirnya dalam sedu sedan itu kiter telefon kampong...
Kiter cakap dengan kakak..kiter nangis lagi...
Puas la kakak memujuk kiter...
Akak kata... "tak baik laa nangis aje.. doa lah untuk mak.."
Dan akhirnya akak juga nangis...

Mak tau tak..
Di saat itu kerinduan terasa menusuk sehingga ke hulu hati...
Rasa nyilu sangat...
Menusuk-nusuk sehingga terasa begitu sakit dalam dada ni...
Sampai sekarang bila kerinduan itu menjelma...
Hanya sedekah al-fatihah kiter berikan...

Mak...
Cukup la sampai sini dulu...
Kawan kiter dah ketuk pintu bilik tu...
Kejap lagi kami nak pergi solat subuh kat masjid...
Selalunya, kiter yang bawak mak naik motor kan ...
Kali ni kiter jalan kaki dengan kawan pulak...
Esok kiter ingat nak tulis surat kat ayah pula...
Mula-mula kiter tak tau nak hantar mana surat nih...
Pastu kawan kiter bgtau...
Simpan je buat kenangan..
Kiter cuma tau alamat ni aje...
Takper yer mak...k
Kiter kasi orang lain baca...
Kiter stop dulu...
sebab kawan kiter dah lama tunggu tu...
akhir kata untuk mak
I LOVE YOU SO MUCH
Dan jutaan terima kasih kerana membesarkan kiter...
Memberi seluruh kasih sayang dari kecil sampai masuk sekolah..
Sampai masuk universiti..
Sampai kiter boleh rase naik kapal terbang...
Boleh rasa duduk kat negara orang... sampai akhir hayat ini jasa mak tak akan mampu kiter balas..

Sekian terima kasih,
Yang Benar Anak mak yang dah tak degil

p/s:crite ni tiada kaitan dengan ana just copy paste je dari I love islam..

"mama walaupun kite jauh & jarang "sharing"..tp piqa always rindu mama..if mama pernah suruh adik tolong bukakkn blog ni..piqa harap mama lebih faham keadaan piqa kat sini..syang mama always :*"

saya sayang ayah


lagu ni cukup menggambarkan kisah kita ber-2 sejak sy dilahirkan,dibesarkan hingga kini..
sayang ayah foreva ;*

p/s: rindu nak "sharing" ngan ayah ag ;")

Sabtu, 2 Oktober 2010

Health Benefits of Saying "Alhamdulillah"

By Karima Burns

www.islamonline.net

There are many examples in the Qur'an and Hadith of the virtues of a positive mental attitude, perseverance and optimism in the face of adversity. However, did you know that patience and a positive outlook on life are two of the greatest healing tools that you can use?

The Qur'an (2:156) says, "Give glad tidings to those who exercise patience when struck with adversity and say, 'Indeed, we belong to God and to Him is our return.' Such ones receive [the] blessings and mercy of their Lord, and such are the guided ones." According to the findings of modern science, it appears that this mercy may often come in the form of improved health.

Bernard Jensen says, in his book
The Science and Practice of Iridology, "The doctor of the new day will recognize that a man's most important workshop is not the physical body, but the mind that controls it." Dr. Ted M. Morter confirms this in his book, Your Health... Your Choice, when he says that "negative thoughts are the number one acid producer in the body (and high body acidity levels are a major cause of disease)… because your body reacts to negative mental and emotional stress brought about by thought the same way it reacts to 'real' threats of physical harm."

In fact, hospital studies show that, of all the patients who consult outpatient clinical facilities in the United States, an astounding seventy percent are found to have no organic basis for their complaint. That figure is amazingly high. However, although medically these patients are not found to have an obvious organic source for their complaints, there actually is a physical basis for this phenomenon. Since Freud popularized the idea of psychoanalysis, people have often focused exclusively on the mental realm to solve certain problems, forgetting that we cannot separate the physical and mental realms. The mind is in the brain, and the brain is an organ. Like all other organs, it feeds from the same pool of nutrients that other body organs feed from and is susceptible to all of the same problems. Ultimately, the brain is just a part of our body like all of the other parts and is completely dependent on the body. It requires sugar to develop energy unlike other tissues that can develop it from potassium and fats. Consequently, it is the first organ to suffer from low blood sugar and it reacts most severely. Freud himself said that psychoanalysis was not suitable for treating diseases such as schizophrenia, and he postulated that their causes eventually would be found to be biochemical.

If we keep in mind that the brain is an organ and that it works in harmony with the other organs and feeds from the same bloodstream, we can understand how various mental events can affect us physically. For example, simply using our brains to think and study burns up nutrients in our system, particularly phosphorus. Heavily exercising the brain can cause us to suffer from a phosphorus deficiency. And we find that the reverse is also true in this relationship. People who have high intellectual capacity usually have high levels of phosphorus in their system.

There is much wisdom in the Prophet's (SAW) statement (narrated by Abu Huraira), "The strong [person] is not the one who overcomes the people by his strength, but the strong [person] is the one who controls himself while in anger." In fact, staying patient and calm is key to physical strength.

Phosphorus is not the only nutrient that can be depleted by mental stress and a lack of spiritual calm. If the thyroid gland, the primary organ to handle our emotions, works overtime, we can suffer from a deficiency in iodine. Stress from a demanding job, a divorce or relocating can cause a loss of potassium and sodium in the body because it effects the adrenal glands creating more of a need for these minerals.

Even hypoglycemia (low blood sugar) can be caused by excitement. The prophet (SAW) recommended our taking the more moderate path in life; however, we often engage in or expose ourselves to intense excitement by yelling, excessively watching television, and going to the mall, movies, parties, amusement parks, etc. When we see something exciting, our adrenal cortex is stimulated and there is an increase in our blood sugar. This, in turn, stimulates the pancreas to secrete insulin into the blood to lower the sugar level, causing us to then feel tired or weak.

It produces calm and health to practice saying, "Alhamdulillah" for what we have and for what we are faced with. We should try to keep our home and work environments peaceful and as free from stress as possible. One way we can counteract the effects of stress are to simply be aware of the stress we are encountering, and to consume sufficient nutrients and supplements such as herbs.

For instance, if a person is up late praying or reading Qur'an during Ramadan, they can eat phosphorus rich foods and those that will help them maintain their phosphorus intake. If a person is moving, traveling or making Hajj or Umra, they may want to increase their intake of foods high in potassium and sodium as well as vitamin B complex.

If we completely ignore the relationship between mental and physical health, we are missing an important detail in the picture of personal health. And, as in most health problems, practicing prevention is superior to finding a cure. Therefore, the best manner to avoid having negative attitudes and emotions control our bodies is simply to practice the wisdoms that we have been given throughout the Qur'an and Hadith. We should say, "Alhamdullilah" for what we have; "Insha'Allah" for what we intend; and, "Subhana' Allah" when we see something exciting or amazing. We should remember to say, Astaghfir'Allah" when we lose our tempers or become weak, and most importantly, "Allahu Akbar" when we are faced with the challenges of life. These five phrases, said regularly, are like taking a multi-vitamin for holistic health.